DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. I
DAFTAR ISI........................................................................................ 1
BAB I................................................................................................. 2
PENDAHULUAN................................................................................. 2
A.
LatarBelakang.......................................................................... 2
B.
Tujuan
......................................................................................... 2
BAB II................................................................................................ 3
PEMBAHASAN................................................................................... 3
A.
PENGERTIAN ........................................................................... 3
B.
SISTEM ENDOKRIN.................................................................. 3
BAB
III
KESIMPULAN.................................................................................... 6
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................. III
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sistem endokrin secara umum mengatur
aktivitas-aktivitas yang lebih memerlukan durasi dari pada kecepatan. Kelenjar
kelenjar endokrin mengeluarkan hormone, zat perantara kimia dalam darah yang
bekerja pada sel-sel sasaran yang biasanya terletak jauh dari kelenjar endokrin
tersebutt. Sebagian besar aktivitas sel sasaran yang berada di bawah kontrol
hormon di arahkan untuk memepertahankan homeostatis.
Kelenjar-kelenjar endokrin tersebut
dikenal sebagai kelenjar buntu (tanpa ductus), kelenjar endokrin biasanya
mensekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar parathyroidea,
sehingga dalam tubuh manusia telah dapat di identifikasi sekitar 40-50 jenis
hormone. Kelenjar endokrin sentral mencakup hypothalamus dan hypophysis.
Walaupun konsentrasi hormon di dalam
sirkulasi sangat rendah jika dibandingkan dengan zat aktif bilogis lainnya
seperti glukosa dan kolesterol, namun hormon dapat mencapai sebagian besar sel
tubuh dan hanya sel target tertentu yang memiliki reseptor spesifik yang dapat
di pengaruhi.
B.
TUJUAN
PENULISAN
1.
Mengetahui
perubahan fisiologis khususnya endokrin pada masa nifas
2.
Mengetahui
hormon apa saja yang berperan dalm endokrin.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Masa puerperium atau masa nifas adalah dari mulai setelah partus selesai, dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru
pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.dalam masa
nifas, alat-alat genatalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil. (Sarwono, 2005)
Saat plasenta terlepas dari dinding
uterus, kadar HCG dan HPL secara berangsur turun dan normal kembali setelah 7 haripost partum.
HCG tidak terdapat dalam urine setelah 2 hari post partum, dan HPL tidak
terdapat lagi dalam plasma.( Bahiyatun, 2009)
Masa
nifas ( puerperium) di definisikan sebagai periode dengan batasan waktu selam dan
tepat setelah melahirkan. akan tetapi, dalam pemakaian sehari-hari, masa ini
biasanya mencakup 6 minggu pertama setelah melahirkan. Hal yang utama, adaptasi ibu terhadap kehamilan
tidak selalu hilang total dalam 6 minggu pascapartum. (Laveno, Kenneth J, 2009)
B.
SISTEM
ENDOKRIN
Kelenjar adalah organ tubuh yang mempunyai fungsi utama untuk
menghasilkan substansi yang secara biologis sangat berguna.Selama proses
kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistemendokrin, terutama pada
hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.
1. Oksitosin
Oksitosin di sekresikan dari kelenjar otak bagian belakang. Selama tahap
ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan
mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat
merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus
kembali ke bentuk normal. (Sitti Saleha, 2009)
Pengaruh oksitosin mengakibatkan miopetelium kelenjar-kelenjar susu
berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan. Umumnya produksi air
susu berlangsung betul pada hari ke 2-3 postpartum. Pada hari-hari pertama air
susu mengandung kolustrum, yang merupakan cairan kuning lebih kental dari pada
air susu, mengandung banyak protein albumin dan globulin dan benda-benda
kolostrum dengan diameter 0,001-0,025 mm. Karena mengandung banyak protein dan
mudah di cerna, maka sebaiknya kolostrum jangan di buang. ( Sarwono, 2005)
2.
Prolaktin
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pituari bagian
belakang untuk mengeluarkan prolaktin, hormon ini berperan dalam pembesaran
payudara untuk merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui bayinya.
Kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam
ovarium yang di tekan. Pada wanita yang tidak menyusui bayinya tingkat
sirkulasi prolaktin menurun dalam 14-21 hari setelah persalinan. Sehingga
merangsang kelenjar bawah depan otak yang mengontrol ovarium ke arah permulaan
pada produksi estrogen dan progesteron yang normal, pertumbuhan folikel,
ovulasi, dan menstruasi. (Sitti Saleha,
2009)
Kadar prolaktin akan meningkat dengan perangsangan fisik pada puting mamma
sendiri. Dengan menetekkan bayi pada ibunya akan mengakibatkan peningkatan
produksi prolaktin dan hal ini akan meningkatkan produksi Air Susu Ibu (ASI). Lebih sering ibu menetekkan lebih
meningkat pula produksi air susu ibu. Kadar estrogen dan gonadotropin akan
menurun pada laktasi, akan tetapi akan meningkat lagi pada waktu frekuensi
menetekkan dikurangi umpamanya bila bayi mulai dapat tambahan makanan. (
Sarwono, 2005)
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak
menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat
pada fase konsentrasi folikuler ( minggu ke-3) dan LH tetap rendah hingga
ovulasi terjadi. ( Ari
Sulistyawati, 2009)
3.
Estrogen
dan progesteron
Selama hamil volume darah normal meningkat walaupun mekanismenya secara
penuh belum di mengerti. Diperkirakan bahwa tingkat estrogen yang tinggi
memperbesar hormon antidiuretik yang meningkatkan volume darah. Di samping itu,
progesteron memengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah.
Hal ini sangat memengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar
panggul, perinium dan vulva. Serta vagina. . (Sitti Saleha, 2009)
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna sehingga
aktivitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat memengaruhi kelenjar mamae
dalam menghasilkan ASI. ( Ari Sulistyawati, 2009)
4.
Hypotalamik
pituitary ovarium
Lamanya seseorang wanita mendapat menstruasi juga di pengaruhi oleh oleh
faktor menyusui. Seringkali menstruasi pertama ini bersifat anovulasi karena
rendahnya kadar estrogen dan progesteron. ( Ari Sulistyawati, 2009)
5.
Hormon
plasenta
Hormon yang
berpengaruh dalam sistem reproduksi wanita yaitu follicel stimulazing hormone,
lutenizing Hormone, prolaktin, dan laktogenik.
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh
plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan
hormon plasenta (Hormon Placental Lactogen) menyebabkan kadar gula darah
menurun pada masa nifas. HCG menurun dengan cepat dan menetap sampai 3 jam
hingga ke 7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3
postpartum.( Hotma Ruma Horbo, 1999)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang
mensekresi substansi kimia yang langsung dikeluarkan ke dalam pembuluh darah.
Beberapa organ mempunyai fungsi ganda: organ-organ tersebut menghasilkan hormon
dari banyak sel-sel dan substansi lain dari yang lain (misalnya pankreas,
menghasilkan insulin dan glukagon, dua hormon, dan juga cairan pancreas).
Organ
endokrin pada manusia terdiri atas : kelenjar hipofisia, kelenjar tiroid,
kelenjar paratiroid, kelenjar timus, kelenjar adrenal, dan kelenjar pangkreas.
Perubahan fisiologis pada masa nifas
salah satunya perubahan pada sistem endokrin merupakan perubahan yang terjadi
setelah persalinan atau postpartum, perubahan-perubahan yang terjadi yaitu
oksitosin mengakibatkan miopetelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi,
prolaktin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary hormon ini berperan dalam
pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu, terjadi penurunan kadar
estrogen yang bermakna sehingga aktivitas prolaktin yang juga sedang meningkat
dapat memengaruhi kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI, dan hipotalamyk
merupakan lamanya wanita menstruasi akibat dari proses menyusui.