Jumat, 30 Januari 2015

lika liku

tak seindah yang terlihat
tak senyaring yang terdengar
senandung gerak lirih suara hati
ke indahn yang tak pernah terlintas
kini menjadi sesuatu alur yang begitu indah
persajak telah tertata indah namun
sungguh seperti dongeng, rencanaMu seperti

Senin, 19 Januari 2015

rahasia-Nya

dimana hidayahMu
selalu ku nanti saat-saat itu
sungguh besar harap ku pada Mu ya Rabbi
mengharap secercah cahaya istimewa dariMu
menjadi sebuah kemulian ketika berada dekat denganMu
dimana selangkah ku mendekat beribu langkah Engkau menghampiri
sulit jalan yang ku tempuh untuk meraihMu
kini ku telah jatuh jauh dariMu
entah jatuh kejurang yang suram dimana ku tak dapat bangun kembali
ataukah aku jatuh dalam jurang yang dimana Engkau selalu menghampiriku
jauh di dalam sana sungguh ku menyimpan rindu untukMu
tak ada kata yng indah untuk kurangkai
tak dapat terlukis gambaran bahwaku terlalu merinduMu

Kamis, 01 Januari 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Gangguan terhadap jalannya proses persalinan dapat disebabkan oleh berbagai factor, antara lain dengan adanya kelainan presentasi, posisi dan perkembangan janin intra uterine. Diagnosa distosia akibat janin bukan hanya disebabkan oleh janin dengan ukuran yang besar, janin dengan ukuran normal namun dengan kelainan pada presentasi intra uterin juga tidak jarang menyebabkan gangguan proses persalinan.
Saat ini tidak ada metode yang akurat untuk meramalkan secara pasti tentang adanya.
Disproporsi Fetopelvik baik secara klinis maupun menggunakan alat radiologis oleh sebab itu tenaga kesehatan sangat perlu mengetahui bagaimana mendeteksi secara dini penyulit- penyulit yang akan terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin, dan janin. Terutama kasus  malposisi dan malpesentasi, agar tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan dapat melakukan penanganan yang tepat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Presentasi Puncak Kepala dan Dahi  ?
2.      Bagaimana Mekanisme Persalinan Pada Presentasi Puncak Kepala dan Dahi ?
3.      Apa Etiologi, Patofisiologi, Diagnosis, Dan Penanganan Dari Malposisi Dan Malpresentasi Puncak Kepala dan Dahi ?
C.     Tujuan
a.       Tujuan Umum
1.      Untuk mengetahui kelainan presentasi puncak kepala dan dahi.
b.      Tujuan khusus
2.      Mengetahui Pengertian Presentasi Puncak Kepala dan Dahi
3.      Mengetahui Mekanisme Persalinan Pada Presentasi Puncak Kepala Dan Dahi
4.      Mengetahui Etiologi, Patofisiologi, Diagnosis, Dan Penanganan Dari Malposisi Dan Malpresentasi Puncak Kepala dan Dahi




BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian
 Pengertian Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex,sedangkan Malposisi adalah kepala janin relative terhadap pelvix dengan oksiput sebagai titik referensi,masalah: janin yang dalam keadaan malpresntasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet.
Presentasi puncak kepala adalah keadaan dimana puncak kepala merupakan bagian terendah, hal ini terjadi apabila derajat defleksinya ringan.
Presentasi puncak kepala  adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi minimal dengan sinsiput merupakan bagian  terendah. 
Presentasi puncak kepala adalah bagian terbawah janin yaitu puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah, dan UUB sudah berputar ke depan (Muchtar, 2002).
Presentasi  dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara fleksi maksimal dan defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian yang terendah.

Pada umumnya presentasi puncak kepala merupakan kedudukan sementara yang kemudian berubah menjadi presentasi belakang kepala. Mekanisme persalinannya hampir sama dengan posisi oksipitalis posterior persistens, sehingga keduanya sering kali dikacaukan satu dengan yang lainnya.
Perbedaannya ialah : pada presentasi puncak kepala tidak terjadi fleksi kepala yang maksimal, sedangkan lingkaran kepala yang melalui jalan lahir adalah sirkumferensia frontooksipitalis dengan titik perputaran.



B.     Konsep Dasar Kelainan Presentasi Dan Posisi
1.      Presentasi puncak kepala
 











Tidak terjadi flexi maupun extensi : ubun-ubun kecil dan dahi sama tingginya di dalam panggul. Bagian terendahnya adalah puncak kepala (vertex). Penunjuknya adalah ubun-ubun kecil (occiput). Diameter terendahnya adalah diameter occipitofrontalis yang panjangnya 11.0 cm, lebih panjang dari pada diameter suboccipitobregmatica yang lebih menguntungkan yakni 9,5 cm. dengan demikian kemajuan persalinan lebih lambat dan sedikit lebih sering terjadi persalinan tidak maju. Kebanyakan sikap militer bersifat sementara, kalau sudah turun kepala akan flexi. Kadang-kadang terjadi extensi menjadi presentasi dahi atau muka.
Presentasi puncak kepala adalah dimana bagian terbawah adalah puncak kepala, teraba UUB yang paling rendah pada pemeriksaan dalam dan UUB sudah berputar ke depan.
a.       Etiologi :
1)      Kelainan panggul.
2)      Kepala berbentuk bulat.
3)      Anak kecil/mati.
4)      Kerusakan dasar panggul
b.      Diagnosis
1)      Pemeriksaan abdominal
a)      Sumbu panjang janin sejajar dengan sumbu panjang ibu.
b)      Di atas panggul teraba kepala.
c)      Punggung terdapat pada satu sisi, bagian-bagian kecil terdapat pada sisi yang berlawanan.
d)     Di fundus uteri teraba bokong.
e)      Oleh karena tidak ada fleksi maupun ekstensi maka tidak teraba dengan jelas adanya tonjolan kepala pada sisi yang satu maupun sisi lainnya.
2)      Auskultsi : Denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadran bawah perut ibu, pada sisi yang sama dengan punggung janin.
3)      Pemeriksaan vaginal.
a)      Sutura sagitalis umumnya teraba pada diameter transversa panggul.
b)      Kedua ubun-ubun sama-sama dengan mudah dapat diraba dan dikenal. Keduanya sama tinggi dalam panggul.
4)      Pemeriksaan sinar – X
Pemeriksaan radiologis membantu dalam menegakkan diagnosis kedudukan dan menilai panggul.
c.       Komplikasi
1)      Ibu
a)      Robekan jalan lahir yang lebih luas
b)      Partus lama
2)      Anak:
a)      Karena partus lama dan molase hebat sehingga mortalitas anak agak tinggi
d.      Tindakan Bidan
Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin, tindakan bidan adalah merujuk. Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan tempat rujukan yang jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan melakukan inform concent terlebih dahulu. Pada kasus presentasi puncak kepala bidan perlu melakukan observasi yang lebih ketat kepada ibu, janin dan kemajuan persalinan. Apabila dalam batas normal maka bidan bisa memberikan pertolongan pada ibu dengan keadaan presentasi puncak kepala, tetapi keadaan panggul ibu normal, janin tidak besar, alat resusitasi harus siap dan persiapan persalinan yang lainnya.

e.       Penatalaksanaan
1)      Oleh karena seringkali terjadi flexi maka selama ada kemajuan tidak dilakukan tindakan apa-apa.
2)      Kalau terjadi flexi maka penanganannya seperti pada kedudukan occipitoanterior.
3)      Kasus-kasus dengan kepala mengadakan extensi diperlakukan seperti presentasi muka atau presentasi dahi.
4)      Kalau terjadi persalinan tidak maju pada panggul normal dengan sikap militer menetap, persalinan pervaginaan harus diusahakan dengan memflexikan kepala, memutar UUK ke depan dan menarik kepala keluar dengan forceps.
5)      Apabila disproporsi merupakan factor etiologis atau penyulit, atau apabila usaha untuk persalinan pervaginaam gagal, maka harus dikerjakan section caesarea.
6)      Dapat ditunggu kelahiran spontan.
7)      Episiotomi
8)      Bila 1 jam dipimpin mengejan tak lahir, dan kepala bayi sudah didasar panggul, maka dilakukan ekstraksi forcep.
9)      Usahakan lahir pervaginam karena kira-kira 75 % bisalahir spontan. Bila ada indikasi ditolong dengan vakum/forsep biasanya anak yang lahir di dapati caput daerah UUB (Mochtar, 2002)
f.       Mekanisme persalinan presentasi puncak kepala
Kepala masuk panggul paling sering pada diameter transversa PAP. Kepala turun perlahan-lahan, dengan ubun-ubun kecil dan dahi sama tingginya (tidak ada flexi maupun ekstensi) dan dengan sutura sagitalis pada diameter tranversa panggul, sampai puncak kepala mencapai dasar panggul. Sampai disini ada beberapa kemungkinan penyelesaiannya:
1)      Paling sering kepala mengadakan flexi, UUK berputar ke depan, dan kelahiran terjadi dengan kedudukan occipitoanterior.
2)      Kepala mungkin tertahan pada diameter transversa panggul. Diperlukan pertolongan operatif untuk deep transverse arrest.
3)      Kepala mungkin berputar kebelakang dengan atau tanpa flexi. UUK menuju ke lengkung sacrum dan dahi ke pubis. Mekanismenya adalah kedudukan UUK nelakang menetap. Kelahiran dapat spontan atau dengan cara operatif.
4)      Kadang-kadang sekali kelahiran dapat terjadi dengan sutura sagittalis pada diameter transversa.
5)      Kadang-kadang kepala mengadakan extensi, dan mekanismenya menjadi presentasi muka atau dahi.

2.      Presentasi Dahi
Description: malposisi


 Presentasi dahi adalah sikap extensi sebagian (pertengahan), berlawanan dengan presentasi muka yang extensinya sempurna. Bagian terendahnya adalah daerah di antara margo orbitalis dengan bregma. Penunjuknya adalah dahi. Diameter bagian terendah adalah diameter verti-comentalis sebesar 13.5 cm, merupakan diameter anteroposterior kepala janin terpanjang.(Andi, 2010)
Presentasi  dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara fleksi maksimal dan defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian yang terendah.
a.       Etiologi
Causarnya serupa dengan presentasi muka dan meliputi semua hal yang mengganggu penurunan kepala dalam sikap fleksi.
1)      Disproporsi kepala panggul adalah causa yang sangat penting
2)      Beberapa keadaan janin mencegah terjadinya flexi
Ø  Tumor dileher. Misalnya thyroid
Ø  Lilitan tali pusat sekitar leher
Ø  Kelainan janin
3)      Mobilitas janin yang bertambah besar
Ø  Hydramnion
Ø  Bayi yang kecil atau premature
4)      Ketuban pecah awal dengan kepala yang belum masuk panggul, dan kepala kemudian masuk dengan sikap extensi
5)      Kelainan uterus
Ø  Neoplasma segmen bawah rahim
Ø  Uterus bicornis
6)      Implantasi placenta yang abnormal:
7)      Latrogenik : versi luar
8)      Idiopatik: hampir 30 % tidak diketahui sebabnya
9)      Panggul sempit
10)  Janin besar
11)  Multiparitas
12)  Kelainan janin (anansefalus)
13)  Kematian janin intra uterin


b.      Diagnosis
1)      Pemeriksaan luar
2)      Tonjolan kepala sepihak dengan bagian kecil
3)      DJJ sepihak dengan bagian kecil janin
4)      Pemeriksaan dalam teraba ubun-ubun besar, dahi, mata, kadang hidung.

c.       Komplikasi
1)      Ibu : Partus lama dan lebih sulit, Terjadi robekan yang hebatRuptur uteri
2)      Anak : Mortalitas janin tinggi

d.      Penatalaksanaan
Pelvimetri sinar-X membantu membuat diagnosis dan menilai panggul.
1)      Panggul normal : Oleh karena presentasi dahi mungkin hanya bersifat sementara, dan oleh karena dapat terjadi persalinan spontan, partus percobaan dimungkinkan dengan harapan akan terjadi felxi menjadi presentasi belakang kepala, extensi sempurna menjadi presentasi muka atau persalinan maju tetap dalam presentasi dahi. Kalau dalam waktu 12 jam langkah ini gagal harus dilakukan section caesarea.
2)      Disproporsi kepala panggul :Disproporsi, yang ditunjukkan dengan pemeriksaan vaginal atau sinar-X dan persalinan tidak maju dengan kepala tinggi di dalam panggul, paling baik diselesaikan dengan sectio caesarea.
3)      Presentasi dahi menetap- multipara dengan panggul normal: Oleh karena sebagian besar presentasi dahi tidak dapat lahir spontan maka diperlukan tindakan operatif. Kalau kepala sudah terfixasi di dalam panggul maka kemungkinan untuk koreksi adalah kecil.
a.       Dapat dicoba untuk memflexikan kepala secara manual. Ini dikerjakan apabila cervix telah cukup terbuka dan segera setelah ketuban pecah.
b.      Kadang-kadang kepala dapat diflexikan dengan forceps. Forcepsnya dipasang biparietal. Kepala didorong ke atas secukupnya sehingga dahi dapat diputar dari satu kuadran panggul ke kuadran lainnya yang berlawanan: sementara flexi diusahakan bersama-sama.
c.       Kalau kepala tidak dapat diflexikan, dilakukan usaha untuk extensi menjadi presentasi muka.
d.      Kalau manipulasi ringan tidak berhasil mengoreksi keadaan, harus dilakukan sectio caesarea. Konveksi sebaiknya dikerjakan dikamar operasi, sehingga kalau diperlukan section caesarea dapat segera dikerjakan tanpa tertunda lagi.
e.       Versi extraksi adalah berbahaya dan hanya dikerjakan pada keadaan khusus yaitu jika cara lain merupakan kontraindikasi.
f.       Apabila janinnya telah meninggal dan cara-cara penanganan lainnya tidak dapat di kerjakan, mungkin diperlukan operasi destruktif pada janin.
4)      Presentasi dahi menetap- primigravida dengan panggul norma : Dapat dilakukan usaha untuk memflexikan atau mengextensikan kepala. Namun umumnya dianggap bahwa section caesarea dengan segera memberikan hasil terbaik, jangan sampai ada waktu yang terbuang dengan mencoba prosedur lainnya.

e.       TindakanBidan
Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin, tindakan bidan adalah merujuk. Bidan   tidak memiliki kewenangan dalam menolong persalinan dengan presentasi dahi, Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan tempat rujukan yang jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan melakukan inform concent terlebih dahulu.






BAB III
TINJAUAN KASUS

Asuhan kebidanan pada ibu bersalin G1P0A0 di BPM bidan S

Hari/tanggal    : senin, 24 desember 2014
Pukul               : 18:20 WIB
Tempat            : BPM bidan S

S : Ny. L berusia 24 tahun datang ke BPM bidan S bersama suaminya. Ibu mengeluh mules-mules dan keluar air dari jalan lahir. Ibu mengatakan ini kehamilannya yang ertama. Hari pertama haid terakhirnya 17 febuari 2014.

O : Keadaan umum ibu           : baik
     Kesadaran                          : composmentis
     Tanda-tanda vital
a.       TD                         : 120/80 mmHg
b.      Nadi                      : 76 x/menit
c.       R                           : 20 x/menit
d.      T                            : 36,5 C
      BB                                     : 57 kg
      BB sebelum hamil             : 49 kg
      TB                                     : 158 cm
      TTP                                   : 24-11-2014
      LILA                                 : 25 cm
      Palpasi
a.       L1                          : 3 jari di bawah px
b.      L2                          : puka
c.       L3                          : kepala
d.      L4                          : disvergen
     Auskultasi
     DJJ                                     : 132 x/menit
    Pemeriksaan dalam
a.       Pembukaan                  :5 cm
b.      Porsio                          : teraba
c.       Ketuban                      : utuh
d.      Penurunan                   : 3/5
e.       Presentasi fetus           : dahi
f.       Penurunan bagian terendah: dahi
     His                                      : teratur

A : ibu G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu persalinan dengan presentasi dahi
      Keadaan umum ibu dan janin baik.

P : memberitahukan ibu hasil pemeriksaan
Menjelaskan kepada ibu tentang presentasi janin yang kemungkinan presentasi dahi          berdasarkan pemeriksaan
Menjelaskan kepda ibu tentang komplikasi bagi ibu dan janin yang di timbulan dari kelainan presentasi dahi yaitu ruptur perineum
Memberikan dukungan emosional pada ibu, seperti memberi semangat dan jangan cemas
Memasang infus dengan cairan RL
Merujuk ibu ke RS zainal Abidin kebagian kebidanan untuk penanganan selanjutnya
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidn dan bersedia di rujuk ke RS Zainal Abidin bagian kebidanan untuk penanganan selanjutnya


BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Setelah melaksanakan pengkajian dan pengumpulan semua data ibu baik data subjektif maupun data objektif yang berguna untuk mengevaluasi keadaan pasien, dilanjutkan dengan mengidentifikasi secara benar masalah atau diagnosa berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data tersebut dimana didapatkan diagnosa pada Ny. “L” G1P0A0  dengan persalinan dengan presentasi dahi dan diagnose potensial pada kasus ini membuat penulis mencoba memikirkan tindakan segera yang perlu dilakukan yaitu memberi ibu dukungan emosional dan merujuk ibu ke RS Zainal Abidin di bagian kebidanan. Setelah dilakukan pemeriksaan dan konseling ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan oleh bidan dan ibu bersedia di rujuk ke RS Zainal Abidin di bagian kebidanan untuk tindakan selanjutnya.


A.    Saran
1.      Klien
a.   Diharapkan kepada para klien mampu menerapkan asuhan yang telah diberikan
b.   Dalam anamnesa pasien mampu mengemukakan keluhan yang dirasakanya sehingga petugas kesehatan (bidan) dapat merencanakan asuhan yang akan diberikan kepada klien tersebut, sehingga dapat mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi

2. . Mahasiswa
a.   Dengan adanya manjemen kebidanan diharapkan mahasiswa dapat menerapkan pada ibu, asuhan yang diberikan sesuai dengan standar profesi kebidanan.
b.   Diharapkan kepada mahasiswa, anamnesa pasien dilakukuan sesuai dengan daftar tilik yang ada dan anmanesa dilakukan dengan pendekatan pada pasien sehingga pasien terbuka dalam menyampaikan keluhan yang dirasakan.


DAFTAR PUSTAKA

Winkjosastro, Hanifa, 2006. “Ilmu kebidanan”  Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta.

Chellious. 2011.” Malpresentasi Janin”,http://www.Worpres.com/diakses tanggal 30
maret 2013.

Andi, 2010, ilmu kebidanan: patologi dan fisiologi persalinan, yogjakarta: YEM