Jumat, 27 Maret 2015

perasaan

Ketika kau tertawa 
Ku pandang dengan pasti
oh dirimu menarik hati ku...
Dan biarkanku menatapmu

Dengan perasaanku
Yang menggebu tiada henti....
Andaikan engkau mengerti
Perasaanku saat ini

Namun engkau tak mengerti itu...
Aku pemujamu disini
yang tak engkau kenali...
Sedikitpun sepercikpun kini..

Dan biarkanku menatapmu
dengan perasaanku
yang menggebu tiada henti...
Andaikan engkau mengerti

Perasaanku saat ini
Namun engkau tak mengerti itu...
Menyusuri ruang hati mu yang tebal tak dapat ku sentuh
Semua ini hanyalah angan anganku yang terlalu jauh...

tentang hati, rasa dan cinta

cinta
bukan tentang ungkapan
tapi bukti dengan perbuatan
saat hati mengalun sunyi
terlalu sulit untuk memahami
dan sulit untuk meyakini
apa yang terbersit di hati
timbul rasa tak kuasa
menjadi insan tak bermakna

Senin, 23 Maret 2015

Aku lelah

Tuhan..
aku lelah
biarkan hambu-Mu tenang sejenak Tuhan
izinkan aku lari dari masalahku saat ini
bersama-Mu aku tenang ya Rabb
bersama-Mu kuat
merindukan kasih-Mu Tuhan

penipu hati

Kau katakan kau tak ingin membagi hatimu
Tapi ternya kau yang ingin menduakan aku
Sedikit banyak aku bisa merasakannya dari sikapnu dari Tingkahmu padaku
Tak usah kau berakting lagi di depan mataku
Berulah-ulah yang tak penting cari perhatianku
Sudah ku putuskan ku kan meninggalkan mu
Agar kau tau aku tak sudi untuk kau sakiti
Sebagai penipu hati kau telah gagal
Membodohi ku seperti yang lain
Andai telat ku sadari ku kan lebih sakit hati
Untung saja lebih cepat ku tau
Sebagai penipu hati kau telah gagal
Membodohi ku seperti yang lain
Andai telat ku sadari ku kan lebih sakit hati
Untung saja lebih cepat ku tau
Andai telat ku sadari ku kan lebih sakit hati
Untung saja lebih cepat ku tau

Kamis, 19 Maret 2015

MDGs AKI dan AKB

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Millenium Development Goals 5 yang harus dicapai pada tahun 2015 memerlukan upaya yang strategis yaitu dengan meningkatkan kerjasama antar negara. Hasil Survey Demografi dan Kesehatan 2012 menunjukkan AKB mencapai 32 per 1.000 kelahiran hidup, sementara target Indonesia sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian pada bayi usia di bawah 28 hari masih cukup tinggi, jumlahnya mencapai 50 persen dari angka kasus kematian bayi secara keseluruhan dan umumnya disebabkan karena kesulitan bernapas saat lahir (asfiksia), infeksi, dan komplikasi lahir dini serta berat badan lahir rendah. Sulitnya menurunkan AKB disebabkan antara lain belum meratanya persebaran tenaga kesehatan, terutama untuk wilayah Indonesia bagian timur, belum memadainya fasilitas kesehatan dan tidak adanya akses yang cukup baik bagi warga terhadap layanan kesehatan. (WHO, 2013)
Sedangkan AKI pada tahun 1990 sebesar 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup sedangkan AKI tahun 2007 adalah 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup yang menetap hingga tahun 2012. Walau menunjukkan penurunan, angka ini masih jauh dari target tahun 2015 yaitu 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu masih disebabkan karena masalah terkait keterlambatan mengambil keputusan, keterlambatan mengakses pelayanan kesehatan dan keterlambatan dalam melakukan tindakan di sarana pelayanan kesehatan.
Selain hasil survey yang telah disebutkan di atas, hal ini dibuktikan dengan data dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2010, yang menyebutkan bahwa 54 % remaja di Surabaya Jawa Timur sudah kehilangan kegadisannya. Demikian juga di kota-kota lain seperti Medan 2 % remaja puterinya kehilangan kegadisan dan di Bandung angkanya mencapai 47 %. Sementara untuk di daerah Jabodetabek 51 % usia belasan tahun yang sudah kehilangan keperawanan. (BKKBN, 2010)
Perkiraan yang sama ternyata tidak berbeda dengan hasil   Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) 2004 tentang aborsi atau pengguguran kandungan, tingkat aborsi di Indonesia sekitar 2 sampai 2,6 juta kasus pertahun, 30% dari aborsi tersebut dilakukan oleh mereka di usia 15-24 tahun. (Yulia, 2006)
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas

b. Tujuan khusus
1. mengetahui tentang kematian ibu dan bayi
2. mengetahui tentang kehamilan remaja
3. mengetahui tentang unsafe abortion
                       












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.    Kematian Ibu Dan Bayi

A.    Kematian ibu
Menurut WHO adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.
Sebab-sebab kematian ibu dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
1.      Penyebab langsung yang disebabkan oleh komplikasi-komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.
2.      Penyebab tidak langsung/penyebab lain seperti jantung, kanker dan sebagainya(Associated cause).
Angka kematian maternal (maternal mortality rate) ialah jumlah kematian maternal diperhitungkan terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran nidup, kini di beberapa negara malahan terhadap 100.000 kelahiran hidup.
Mortalitas dan mordibitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada puncak produktivitasnya. Tahun 1996, WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil dan bersalin. Di Asia Selatan, wanita berkemungkinan 1:8 meninggal akibat kehamilan/persalinan selama kehidupannya; di banyak negara Afrika 1:14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1:6.366. Lebih dari 50% kematian di negara berkembang sebernarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya relatif rendah.
Angka kematian maternal yang tinggi setengah abad yang lalu umumnya mempunyai sebab-sebab penting yaitu :
1.    Sepsis Puerpuralis
2.    Pendarahan
3.    Gestosis (dahulu dikenal sebagai toksemia gravidarum)
4.    Perlukaan jalan lahir
5.    Trombo-embolismus dan sebab-sebab di luar kehamilan seperti penyakit jantung dan sebagainya
Menanggapi masalah kematian ibu yang demikian besar, tahun 1987 untuk pertama kalinya di tingkat internasional di adakan konferensi tentang kematian Ibu di Nairobi, Kenya. Lalu pada tahun 1990 ada Worl Summit for Children di New York, A.S yang membuahkan tujuh tujuan utama, diantaranya menurunkan angka kematian ibu menjadi separuh pada tahun 2000.
Pada tahun 1999 WHO meluncurkan strategi MPS (Making Pregnancy Safer), didukung oleh badan-badan internasional seperti UNFPA, UNICEF, dan World Bank. Pada dasarnya MPS meminta perhatian pemerintah dan masyarakat di setiap negara untuk:
1.        Menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana pembangunan nasional dan internasional
2.        Menyusun acuan nasional dan standar pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
3.        Mengembangkan sistem yang menjamin pelaksanaan standar yang telash disusun
4.        Memperbaiki akses pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, keluarga berencana, aborsi legal, baik publik maupun swasta
5.        Meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan neonatal serta pengendalian fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungnnya
6.        Memperbaiki sistem monitoring pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
Intervensi strategi dalam upaya Safe Motherhood dinyatakan sebagai Empat Pilar Safe Motherhood, yaitu:
1.      Keluarga berencana, yang memastikan bahwa setiap orang/pasangan mempunyai akses ke informasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan, dan jumlah anak. Dengan demikian tidak ada kehamilan yang tak diinginkan. Kehamilan yang masuk dalam “4 terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering hamil dan terlalu banyak anak.
2.      Pelayanan antenatal, untuk mencegah adanya komplikasi obstetrik bila mungkin, dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.
3.      Persalinan yang aman, memastikan bahwa semua penolong persalinan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman dan bersih, serta memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi.
4.      Pelanyanan Obstetri esensial, memastikan bahwa pelayanan obstetri untuk resiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkannya
Keterlibatan Lintas Sektoral
Dalam mempercepat penurunan AKI, keterlibatan sektor lain disamping kesehatan sangat diperlukan, beberapa bentuk keterlibatan lintas sektoral dalam upaya penurunan AKI adalah sebagai berikut:
1.    Gerakan Sayang Ibu (GSI)
2.    Kelangsungan hidup, perkembangan dan perlindungan ibu dan anak.
3.    Gerakan Reproduksi Keluarga Sehat (GRKS)
Pemantauan dan Evaluasi
Dalam memantau program kesehatan ibu, dewasa ini digunakan indikator cakupan, yaitu: cakupan pelayanan antenatal (K1 untuk akses dan K4 untuk kelengkapan layanan antenatal), cakupan persalinan oleh tenagan kesehatan dan cakupan kunjungan neonatus/nifas.
B.     Kematian Bayi
            Merupakan kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian Endogen
Kematian endogen atau umumnya sering disebut dengan kematian neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama etelah dilahirkan, penyebabnya: Faktor-faktor anak yang dibawa sejak lahir, diwarisi oleh orangtuanya saat konsepsi atau didapat dari ibunya selama kehamilan
Kematian Eksogen
Kematian eksogen atau kematian post neonatal adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Faktor penyebab kematian bayi:
1.      Endogenous Causes:   Perawatan kehamilan, budaya, kurang gizi selama
                                                kehamilan, pendidikan ibu, pendapatan keluarga.
2.      Exogenous Causes:     Perawatan bayi, budaya, fasilitas kesehatan ibu dan Anak    pendapatankeluarga.
2.  Kehamilan Remaja
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Dalam masa peralihan ini remaja di hadapkan oleh berbagai macam masalah, salah satunya adalah masalah kehamilan pada remaja yang tidak di inginkan (unwanted pregnency).
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan.kehamilan ini biasanya akibat dari suatu perilaku seksual/ hubungan seksual baik yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.

Faktor-faktor penyebab
1.      Penundaan dan peningkatan usia kehamilan, serta semakin dininya usi menstruasi pertama
2.      Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan
3.      Kehamilan yang di akibatkan oleh pemerkosaan
4.      Persoalan ekonomi
5.      Kehamilan karena incest
Pencegahan
A.    Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
B.     Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti berolahraga dan keagamaan
C.     Hindari perbuatan perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti meraba raba tubuh pasangannya dan menonton vidio porno
Akibat unwanted pregnancy
Bila kehamialan dipertahankan:
1.      Resiko fisik, pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan dalam persalinan seperti perdarahan, bahkan bisa sampai kematian
2.      Resiko psikis atau psikologi, ada kemungkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak maumenikahinya atau mempertanggung jawabkan perbuatannya
3.      Resiko sosial, berhenti atau putus sekolah atau kemauan sendiri karena rasa malu atau cuti melahirkan, kemungkinan lain dikeluarkan dari sekolah
4.      Resiko ekonomi, merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya besar
Penganan kasus:
1.      Bersikap bersahabat dengan remaja
2.      Memberikan konseling pada remaja dan keluarganya
3.      Apabila ada masalah yang serius diberikan jalan keluar yang terbaik, dan apabila belum bisa terselesaikan konsultasikan kepada dokter ahli
4.      Memberikan alternatif penyelesaian masalah.

3.      UNSAFE ABORTION
Yang dimaksud dengan unsafe abortion (aborsi yang tidak aman) adalah penghentian kehamilan yang dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/ kompeten dan menggunakan sarana yang tidak memadai, sehingga menimbulkan banyak kompliksi bahkan kematian.
Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai. Apalagi bila aborsi dikatagorikan tanpa indikasi medis, seperti korban perkosaan, hamil diluar nikah, kegagalan alat kontrasepsi, dan lain lain. Ketakutan dari calon ibu dan pandangan negativ dari keluarga atau masyarakat akhirnya menuntut calon ibu untuk melakukan pengguguran kandungan secara diam-diam tanpa memperhatikan resiko.









BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Menurut WHO adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.
Angka kematian maternal (maternal mortality rate) ialah jumlah kematian maternal diperhitungkan terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran nidup, kini di beberapa negara malahan terhadap 100.000 kelahiran hidup.
Merupakan kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan.kehamilan ini biasanya akibat dari suatu perilaku seksual/ hubungan seksual baik yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.
Yang dimaksud dengan unsafe abortion (aborsi yang tidak aman) adalah penghentian kehamilan yang dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/ kompeten dan menggunakan sarana yang tidak memadai, sehingga menimbulkan banyak kompliksi bahkan kematian.

B.     SARAN
Diharapakan kepada tenaga kesehatan dapat mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas seperti kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, dan unsafe abortion juga diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi dan mampu meminimalkan kehamilan remaja dan unsafe abortion dengan menerapkan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA


karwati, dewi pujiati, sri mujiwati. 2011. Asuhan kebidanan v(kebidanan komunitas. jakarta: trans info media
Manuaba, 2010. Ilmu kebidanan penyakit kandungan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta :EGC
Eny retna Ambarwati,dkk, 2010. Ashuan kebidanan komunitas. Yogyakarta: Nuha medika
Rencana Aksi percepatan penurunan angka kematian Ibu, Kemenkes RI tahun 2013.
Niken meilani,dkk, 2009. Kebidanan komunitas. Yogyakarta: fitrama



Minggu, 15 Maret 2015

thanksyou for love

terima kasih dariku atas ketulusanmu menyayangiku
dengan cinta kau buatku hidup
denganmu aku belajar menghargai sebuah komitmen
menghargai diri sendiri
thanks you for love

Ricky Zulfian

sabarku

akan ada waktu ada seseorang yang akan memberikanku informasi yang tidak menyamankanku
biarkan mereka berkata apa
aku tetap akan menggenggammu erat
walaupun mungkin di antara cakap mereka benar adanya
biarkan itu urusanmu dengan Tuhanmu
dan begitu pula denganmu di sana
akan banyak informasi yang tak layak di percaya
tentang keburukanku, atau bahkan pencemaran nama baikku
dan bahkan harga diriku yang ironisnya ada di perbincangan mereka
di saat itulah kekuatan di antara kita akan terlihat

Selasa, 10 Maret 2015

jawaban doa yang selalu ku semogakan

kebanggaan hati ini tak menutup rasa takutku akan kehilangan
kisah yang tak ingin berlalu
cerita yang selalu ku semogakan
seperti mimpi telah ku genggam
rasa takut yang selalu menghujamku
rasa yakinku seakan goyah saat ku tersadar
doa di setiap sujudku